Uncategorized

Mengenal Penyakit Rabun Mata, Gejala dan Cara Pencegahannya

Kelainan pada penglihatan atau penyakit rabun mata bisa dialami oleh siapa saja. Meski usia memiliki andil besar pada kondisi kesehatan mata, gaya hiduplah yang paling banyak mempengaruhi. Entah itu anak-anak atau orang dewasa, risiko gangguan penglihatan akan selalu ada.

Penyakit mata sendiri ada banyak jenisnya, seperti konjungtifitis, glaukoma, pterigium hingga blefaritis. Namun dari beberapa jenis gangguan penglihatan, rabun atau gangguan pada lensa mata merupakan salah satu jenis sakit mata yang paling banyak dialami. Gangguan penglihatan ini memang tidak mematikan. Akan tetapi, gangguan mata jelas akan banyak mempengaruhi kehidupan penderitanya.

Jenis Penyakit Rabun Mata

Rabun mata merupakan jenis kelainan refraksi yang membuat penderitanya sulit melihat dengan jelas. Dalam kondisi normal, fokus cahaya atau bayangan yang ditangkap oleh mata akan jatuh pada bagian retina. Namun pada orang yang memiliki kelainan refraksi, fokus cahaya atau bayangan tersebut tidak jatuh tepat pada lokasi yang semestinya.

Rabun jauh, rabun dekat dan rabun mata tua, mungkin banyak yang sudah tidak asing lagi dengan ketiganya. Ketiga jenis sakit mata tersebut tergolong sebagai kelainan refraksi yang paling jamak dijumpai. Tapi selain ketiganya, sebenarnya masih ada jenis rabun mata atau gangguan lensa mata yang lain. Untuk lebih jelasnya, berikut jenis penyakit mata.

1. Rabun Jauh (Miopi)

Bisa dibilang rabun jauh atau miopi adalah jenis rabun mata yang paling banyak diderita. Penderita penyakit mata ini memiliki keterbatasan kemampuan dalam melihat objek yang letaknya agak jauh. 

Saat melihat objek yang letaknya agak jauh, penderita sakit mata miopi akan mengalami sedikit kesulitan. Objek yang dilihat biasanya masih terlihat namun tidak begitu jelas. Dalam kondisi yang serius, jarak pandang penderita miopi bisa sangat terbatas bahkan tidak lebih dari beberapa meter saja.

Rabun mata jauh ini bisa dialami oleh siapa saja. Bahkan anak-anak juga bisa mengalaminya. Biasanya, ada beberapa gejala yang muncul sebelum penglihatan benar-benar menurun. 

Gejala miopi ini di antaranya adalah sering menggosok mata, mengedipkan mata secara berlebihan, pandangan kabut saat melihat jauh dan sakit kepala akibat mata bekerja terlalu keras.

2. Rabun Dekat (Hipermetropi)

Penyakit mata hipermetropi atau rabun dekat merupakan gangguan penglihatan yang membuat penderitanya kesulitan untuk melihat objek yang jaraknya dekat. Objek dalam jarak dekat akan terlihat kabur. Biasanya, rabun dekat ini lebih sering dialami oleh orang yang berusia 40 tahun ke atas.

Rabun dekat sendiri biasanya tidak akan langsung muncul begitu saja. Ada gejala-gejala yang muncul sebelumnya. 

Gejala sakit mata hipermetropi ini biasanya meliputi mata berair, sakit kepala dan mengalami sulit membaca  namun masih dapat melihat objek jauh. Karena sulit melihat objek dekat, mata akan terasa lelah.

3. Rabun Mata Tua (Presbiopi)

Sekilas rabun mata tua atau presbiopi ini terlihat mirip seperti rabun dekat atau hipermetropi. Penderita penyakit mata ini sering kesulitan untuk melihat objek dekat. Meski demikian, ada juga beberapa penderita presbiopi yang masih bisa fokus melihat objek dekat. Hanya saja, butuh waktu lebih lama dibandingkan dengan orang normal.

Berbeda dengan rabun jauh yang lebih sering disebabkan karena gaya hidup yang kurang sehat, sakit mata presbiopi terjadi secara alami karena proses penuaan. 

Ada beberapa gejala yang biasa dialami oleh penderita penyakit mata presbiopi. Gejala-gejala tersebut di antaranya adalah mata terasa cepat lelah saat membaca, sakit kepala saat fokus pada benda dekat, kesulitan membaca dan harus menyipitkan mata untuk melihat objek yang jaraknya dekat.

4. Rabun Senja

Sakit mata rabun senja merupakan jenis gangguan penglihatan yang baru akan terasa saat terjadi penurunan tingkat cahaya secara signifikan. Penderita rabun senja akan merasa kesulitan untuk melihat dalam kondisi gelap atau sekedar minim cahaya. Dalam dunia medis, masalah penglihatan ini disebut dengan nyctalopia.

Gejala yang paling terasa pada penderita rabun senja adalah kesulitan melihat dalam kondisi minim cahaya. Tidak hanya itu, penderita penyakit mata yang satu ini juga sering kesulitan untuk menyesuaikan diri saat terjadi transisi dari kondisi terang ke gelap.

5. Astigmatisme

Sakit mata yang satu ini tergolong sebagai gangguan penglihatan yang muncul akibat kondisi cacat pada lengkungan lensa atau kornea. Penderita astigmatisme sering mengalami kesulitan saat melihat objek dalam berbagai jangkauan jarak.

Gejala paling umum yang dialami oleh penderita astigmatisme adalah pandangan yang samar atau kurang fokus. Penderita penyakit mata yang satu ini juga sering merasa pusing, mata lelah, sensitif terhadap sorotan cahaya, sulit membedakan warna yang bersebelahan dan kesulitan melihat gambar secara utuh.

Dalam kondisi yang lebih serius, penderita astigmatisme bahkan bisa mengalami penglihatan ganda. Karena itulah, dibutuhkan penanganan segera agar tidak semakin parah.

6. Katarak

Penyakit mata yang satu ini juga menyerang bagian lensa mata. Namun berbeda dengan rabun, katarak bisa membuat penderitanya sulit melihat bahkan buta.

Katarak sendiri muncul akibat adanya penumpukan protein pada bagian lensa mata. Penyebab penumpukan ini pun beragam. Selain karena penuaan, gangguan kesehatan seperti diabetes dan obesitas juga bisa ikut menyebabkan sakit mata katarak.

Tips Mencegah Penyakit Rabun Mata

Beberapa penyakit mata seperti astigmatisme dan rabun mata tua memang cenderung sulit untuk dicegah. Keduanya bisa muncul karena faktor risiko bawaan dan penuaan. Meski demikian, sebagian besar gangguan penglihatan pada dasarnya dapat dicegah. Dengan menerapkan gaya hidup sehat, risiko mengalami sakit mata menjadi jauh lebih kecil.

Baca juga : Cara merawat mata

1. Mengonsumsi Makanan Sehat dan Seimbang

Apa yang Anda makan akan sangat mempengaruhi kondisi kesehatan secara umum. Hal senada juga berlaku pada kesehatan mata. Agar terhindar dari penyakit mata, Anda membutuhkan asupan nutrisi yang seimbang.

Vitamin A, C, E, zink, omega 3, selenium dan lutein dapat membantu menjaga kesehatan mata. Vitamin dan mineral tersebut tidak sulit untuk didapatkan. Anda bisa mendapatkannya dari sayur-sayuran dan buah-buahan. Beberapa contoh makanan yang bagus untuk mata di antaranya adalah kacang-kacangan, sayuran hijau, telur dan buah jeruk.

2. Istirahat dari Layar Elektronik

Banyak sakit mata yang disebabkan oleh kebiasaan tidak sehat, khususnya kebiasaan menatap layar elektronik untuk waktu yang lama. Baik itu TV, layar komputer, ataupun layar smartphone, cahaya dari layar elektronik bisa membebani mata. Kebiasaan seperti inilah yang sering menjadi penyebab rabun mata, khususnya rabun jauh.

Agar mata tidak terbebani, pastikan untuk mengistirahatkan mata dari layar elektronik. Jangan terlalu sering dan terlalu lama menatap smartphone atau layar komputer. Jika mata sudah terasa lelah, itu tanda untuk beristirahat. Anda bisa melihat objek yang jaraknya cukup jauh untuk mengendurkan otot-otot mata yang tegang.

Untuk mengurangi intensitas cahaya yang membebani mata, Anda juga bisa menurunkan tingkat kecerahan agar lebih nyaman hingga menggunakan filter layar komputer. Dengan cara ini, mata juga tidak akan cepat lelah meski harus menatap layar elektronik untuk waktu yang cukup lama.

3. Kenakan Kacamata Pelindung

Untuk melindungi mata dari paparan sinar matahari atau layar elektronik, akan lebih baik jika menggunakan kacamata pelindung. Kacamata seperti ini akan mengurangi intensitas cahaya yang masuk agar tidak terlalu membebani penglihatan.

Anda bisa mengenakan kacamata anti radiasi sebelum mulai bekerja dan menatap layar komputer. Saat akan beraktivitas di bawah terik sinar matahari, Anda juga bisa mengenakan kacamata hitam. Dengan demikian, mata akan lebih terlindungi dari silaunya sinar matahari.

4. Berhenti Merokok

Bagi Anda yang merokok, ada baiknya untuk mulai menghentikan kebiasaan tersebut. Merokok bukan hanya buruk untuk paru-paru namun juga bisa merusak mata.

Beberapa jenis sakit mata dapat dipicu oleh kebiasaan tidak sehat seperti ini. Salah satunya adalah katarak. Perokok memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami degenerasi makula hingga kerusakan saraf optik. Jika dibiarkan, kebiasaan seperti ini bisa menyebabkan katarak atau bahkan merusak retina.

5. Rajin Berolahraga

Olahraga adalah salah satu kegiatan positif yang bagus untuk kesehatan. Bukan hanya kesehatan tubuh secara umum, olahraga juga bagus untuk menjaga kesehatan penglihatan.

Penelitian mengungkap bahwa aktivitas olahraga dapat menurunkan risiko sakit mata yang disebabkan oleh kolesterol tinggi, diabetes dan darah tinggi. Akan tetapi, manfaat seperti ini hanya bisa didapatkan jika Anda berolahraga secara rutin. 

Baca juga : Jenis frame Kacamata

Durasi olahraga yang ideal ada di kisaran 75 menit hingga 150 menit per minggu. Meski demikian, akan lebih baik jika Anda membaginya dalam beberapa hari. Selain lebih ringan, membagi olahraga dalam beberapa hari juga bagus untuk melatih disiplin dalam berolahraga.

6. Rutin Memeriksa Kesehatan Mata

Sama seperti cek kesehatan reguler yang terdiri dari cek tensi, gula darah dan kadar kolesterol, cek kesehatan mata sebaiknya juga dilakukan secara rutin. Cek mata secara rutin dapat membantu Anda untuk mengetahui kondisi kesehatan mata secara pasti. Jika ada gejala sakit mata, Anda juga bisa mendapatkan penanganan lebih cepat.

Meski dibilang rutin, bukan berarti Anda harus cek mata setiap minggu. Cek kesehatan mata minimal 2 tahun sekali sebenarnya sudah cukup. Selain itu, pastikan untuk memeriksa mata pada dokter spesialis.

Kesimpulan

Mata adalah aset yang sangat berharga. Kesehatannya harus dijaga dengan baik. Dengan mengetahui jenis sakit mata, Anda bisa lebih siap jika ada gejala yang mulai muncul. Mengambil tindakan pencegahan sebelum gejala yang dialami semakin parah juga meningkatkan peluang kesembuhan.

Mayoritas penyakit mata umumnya disebabkan oleh kebiasaan dan gaya hidup yang kurang sehat. Karena itu, mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat akan memberi pengaruh besar pada kesehatan mata dan menekan risiko gangguan penglihatan hingga titik terendahnya.

Jika memang sudah mengalami beberapa gangguan mata seperti rabun jauh atau rabun dekat, pastikan untuk segera melakukan pengobatan. Kenakan kacamata yang tepat. Mengenakan kacamata dengan ukuran lensa yang pas bukan hanya bisa membantu Anda untuk melihat lebih jelas. Dengan cara ini, gangguan penglihatan yang dialami juga tidak akan semakin parah.

Kini kacamata tidak hanya bisa difungsikan sebagai alat bantu untuk mengatasi penyakit mata. Banyak kacamata kesehatan yang juga hadir dengan desain frame menarik layaknya kacamata fashion. Jika Anda tertarik untuk mendapatkan kacamata atau frame kacamata seperti ini, Anda bisa menemukan berbagai pilihan menarik jual kacamata di Optik Timur.